sore... di arang limbungku
buruh tua keluar dari bangunan setengah jadi
lusuh...
letih...
mata rentanya tetap berapi
sore ... di arang limbungku
ku ulurkan tangan pada wanita lugu
yang tercabik cabik oleh masa lalu
keringatnya dibayar roti dan beberapa potong rasa malu
sampai lahir lah si buah hati
dari ringai cinta laki laki siburuk hati...
sore... di arang limbung ku
tak ada yang berubah
hanya si sipit
yang kian padat di ruko ruko sempit
adikku memanggilnya tuan
si tua memanggilnya tuan
aku... memanggilnya tuan
sore ... di arang limbung ku
tak ada yang berubah dari dulu
mental kami mental pembantu
dan kami dipaksa bangga dengan itu
sore di arang limbungku
memang harus seperti itu ...
0 comments:
Post a Comment